Udah lama si anak tengah ini nggak nulis blog. Mungkin halamannya sudah ditumbuhi rumput liar dan berandanya dipenuhi debu dan sarang laba-laba. Hingga akhirnya ada Mbak dan Mas yang secara kebetulan di hari yang sama tanpa janjian (apa coba kalo bukan sehati namanya ƪ(˘⌣˘)ʃ ulala) mengirim pesan ke saya dan membuat saya bersemangat lagi untuk kembali menulis, berbagi pengalaman, menebarkan pesan positif lewat blog yang sukacita ini (ノ ̄³ ̄)╯*bunga bertaburan. Maturnuwun.
So, saya akan memulainya dengan tulisan berjudul "Pentil Ban Motor":
Malam ini, Ibu bercerita tentang pengalamannya saat berkunjung ke School of Life Lebah Putih (LP) tadi siang, hingga beliau teringat akan kejadian beberapa waktu silam tentang murid-murid kelas 2 SD di sekolah milik beliau tersebut.
Secara rutin, 1 minggu sekali, kakak-kakak** LP berkumpul di Padepokan Margosari (sekitar 1,5 km dari LP) untuk evaluasi dan diskusi rencana satu minggu ke depan. Biasanya, kakak-kakak selalu datang tepat waktu, namun Senin sore ini tidak biasa: tak ada seorang pun yang hadir di ruang pertemuan hingga 30 menit setelah waktu yang ditentukan. Ibu heran, dimana kakak-kakak LP sore ini? Setelah ditelisik, ternyata rapatnya pindah ke tukang tambal ban! Seluruh kakak bersabar dengan hati gusar, menanti sang bapak menambal ban motornya yang bocor. Ada apa gerangan? Tetiba semua ban motor kakak LP bocor.
Lewat telepon, seorang kakak bercerita bahwa ketika jam istirahat, anak-anak kelas 2 bermain di dekat parkiran, kemungkinan mereka mengutak-utik motornya dan menggembosi ban motor dengan paku yang ditemukan di sekitar parkiran. Apakah mereka anak-anak nakal? Eit, jangan cepat-cepat memberi "label negatif" pada anak. Kita perlu caritahu apa maksud atau alasan yang mendasari perbuatan tersebut.
Keesokan harinya, Ibu datang ke Lebah Putih dan mengobrol dengan murid kelas 2. Ketika ditanya mengenai ban yang bocor, seorang anak menjawab:
"Kami penasaran tentang pentil ban sepeda motor, Bu. Apa fungsinya? Apa yang akan terjadi jika tutupnya kami lepas? Kemarin kami bereksplorasi dengan motor-motor yang ada di parkiran."
Murid yang lain menyahut, "Tidak hanya pentil, kami juga melakukan percobaan menancapkan paku ke ban motor. Ternyata tidak meledak seperti kalau kita menancapkannya ke balon."
Ternyata oh ternyata, itu semua bagian dari Intellectual Curiosity mereka yang sedang berkembang.
**di Lebah Putih, kami menyebut Guru dengan panggilan "Kakak".
Aha! Langsung nulis lho! Tabik Ara!
BalasHapusIyuk, langsung eksekusi, thank you Mas Yudo!
Hapus