Waktu itu aku baru-baru saja pindah dari Depok ke Salatiga. Aku masih tinggal di rumah eyangku untuk sementara waktu. Tidak ada internet atau modem di rumah, kami sekeluarga pergi ke warnet untuk belajar membuat e-mail dengan orangtuaku sebagai gurunya. Aku belajar mengenal internet dan dunia maya di 1 bilik kecil warnet itu.
Data-data seperti nama, tempat tanggal lahir, dsb sudah selesai kuisi, tapi aku masih bingung, enaknya mau dikasih nama apa ya alamat e-mailku?
Karena aku bingung dan lama banget mikirnya, ibuku segera memberi usul nama alamat e-mail untukku, soalnya kalo kelamaan nanti mbayarnya tambah mahal ƪ(‾ε‾)ʃ
"Kasih nama NOTULALIT aja, Mbak!" usul ibuku.
"Boleh juga, Bu. Lucu namanya, yaudah itu aja, notulalit itu apaan sih bu?" tanyaku penasaran.
"Itu do'a ibu. (ˆ⌣ˆ)v" jawab ibuku.
"Emang apa artinya?"
"Tulalit = lola (loading lama), kalo diajak ngomong agak ga nyambung. Biar kamu nggak tulalit, ibu kasih nama notulalit (Not Tulalit = nggak tulalit) aja ya."
"Berarti sekarang aku tulalit ya bu?" (sebenernya aku masih belom begitu mudeng artinya tulalit)
"ngg... agak (^3^)"
(karena masih polos aku manut aja deh :P)
Dan begitulah, akhirnya nama alamat emailku notulalit@yahoo.com
karena lama nggak kubuka, terbakarlah alamat e-mailku itu. Aku pun ke warnet lagi untuk membuat alamat e-mail yang baru, tetap dengan nama 'notulalit', berubah jadi notulalit@gmail.com \( ¯ ▽¯)/
Sekarang, aku tidak tulalit lo ~(˘▾˘~) #bangga
Aku bisa berbincang-bincang dengan lancar, presentasi di depan banyak orang, menceritakan pengalamanku, menangkap pelajaran dengan baik, sharing ilmu yang kupunya, dan banyak hal lagi
semuanya berkat latihan, kerja keras, dan tentunya, do'a ibu.